Kegiatan pengabdian masyarakat yang diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan IPA bertempat di SMPN 2 Pamekasan. Kegiatan yang dilaksanakan pada Sabtu, 29 Agustus 2015 ini dihadiri oleh 42 orang guru IPA se-Pamekasan dan diikuti 5 orang dosen Pendidikan IPA Universitas Negeri Malang.

received 1040280569317101

Acara pembukaan diawali oleh ketua MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) SMP Pamekasan dilanjutkan oleh Koorprodi Pendidikan IPA, Dr. Munzil, S.Pd, M.Si. Beliau menyampaikan bahwa agenda utama pada kegiatan pengabdian masyarakat kali ini ada dua yaitu pertama sharing permasalahan pembelajaran yang dihadapi oleh guru-guru di sekolah, terutama berkaitan dengan pelaksanaan Kurikulum 2013 (K13) dan yang kedua adalah inti kegiatan berupa workshop desain pembelajaran IPA Terpadu serta media pembelajarannya sebagai implikasi penerapan K13.

received 1040280969317061

“Seperti yang telah diketahui bahwa implementasi K13 mengalami banyak kendala di lapangan, masih banyak guru yang merasa kesulitan menerapkan pembelajaran IPA Terpadu dalam mengajar,” pendapat tersebut dikemukakan oleh Riza, S.Pd, salah seorang guru IPA di SMP Pasean. Sejak Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) diperkenalkan oleh Pusat Kurikulum kepada sekolah pada sekitar tahun 2004, sampai kurikulum 2013 saat ini, salah satu inovasi yang disertakan di dalam KBK tersebut adalah model pembelajaran IPA Terpadu. Model pembelajaran terpadu ini antara lain mensyaratkan bahwa pelajaran IPA yang terdiri dari bidang fisika, biologi, dan kimia diajarkan oleh 1 orang guru. Dalam perkembangannya, model pembelajaran terpadu tersebut menimbulkan pro-kontra di berbagai kalangan, terutama di kalangan para guru yang selama ini terbiasa mengajar hanya 1 bidang saja. Guru fisika misalnya, mereka menyatakan akan menemui kesulitan untuk mengajarkan biologi; begitu pula sebaliknya. Namun demikian, Dr. Munzil menyampaikan bahwa guru fisika atau biologi hendaknya menganggap model pembelajaran terpadu tersebut merupakan tantangan dan harus dijawab dengan cara meningkatkan pengetahuan para guru, baik melalui pendidikan formal maupun melalui belajar mandiri.

Kendala pembelajaran IPA selanjutnya adalah membuat siswa aktif. Sebab, dalam kurikulum 2013, guru harus pintar menjadi fasilitator agar siswa bertanya. Sayang, belum semua guru mampu melaksanakannya. “Persoalan lainnya ialah materinya sangat luas dan dalam, Kami sangat kesulitan untuk dapat menguasainya,” kata Suhaya S.Pd, salah satu peserta guru dari SMP Pademawu Malangan. Solusi yang ditawarkan adalah berikan materi yang dipahami oleh siswa, kenalkan konsepnya dulu dengan menggunakan pendekatan scientific dan kontekstual. Alternatif lainnya ialah menjelaskan dengan mengkaitkan materi dengan kearifan lokal. Kunci utama adalah guru harus matang materi.

Pada pemaparan materi kedua mengenai pembelajaran IPA Terpadu disampaikan oleh Erni Yulianti, S.Pd, M.Pd. Beliau memberikan ulasan mengenai perkembangan kurikulum hingga pada akhirnya bermuara pada rasionalitas implementasi K13. Dilanjutkan dengan demo pembuatan mind map berdasarkan hasil analsis KI/KD oleh Safwatun Nida, S.Si, M.Pd. Pada awalnya guru tampak kesulitan menemukan tema besar untuk dapat mengkaitkan konsep-konsep yang telah digali sebelumnya, namun akhirnya melalui kegiatan workshop secara berkelompok dapat dibuat desain mind map sesuai hasil analsis KI/KD yang telah disepakati bersama. Materi terakhir adalah pemamparan media pembelajaran IPA oleh Dr. Munzil, S.Pd, M.Si. Fungsi media pembelajaran diantaranya: memperjelas dan memperkaya informasi yang diberikan secara verbal; meningkatkan motivasi dan perhatian siswa untuk belajar; meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyampaian informasi; serta menambah variasi penyajian materi. Pemilihan media yang tepat akan menimbulkan semangat siswa untuk belajar dan memberikan pengalaman yang lebih konkrit bagi hal yang mungkin abstrak sehingga memberikan stimulus dan mendorong respon siswa. Acara kegiatan pengabdian pun akhirnya berakhir pada pukul 16.00 WIB. Para peserta workshop terlihat lega dan puas setelah melalui kegiatan ini dan berharap ada tindak lanjut kegiatan pengabdian selanjutnya di Pamekasan.

Chat