FMIPA UM Menyelenggarakan 5th International Annual Meeting On Stem Education (5th I Am Stem) Dengan Tema Literasi Stem Untuk Pembangunan Berkelanjutan

FMIPA UM Menyelenggarakan 5th International Annual Meeting On Stem Education (5th I Am Stem) Dengan Tema Literasi Stem Untuk Pembangunan Berkelanjutan

FMIPA Universitas Negeri Malang, tanggal 5-6 Agustus menyelenggarakan International Meeting on STEM Education yang ke-5 (5th I AM STEM). Konferensi ini merupakan konferensi bidang STEM yang prestisus. Konferensi ini dilakukan secara bergantian oleh perguruan tinggi dari berbagai negara. I AM STEM pertama diselenggarakan di Thailan, kedua di Vietnam, ketiga di Filipina, Keempat di Taiwan, dan kelima di FMIPA UM.
Penyelenggara utama I AM STEM yang kelima (2022) adalah FMIPA UM, bekerjasama dengan National Taiwan Normal University (NTNU), Khon Kaen University and Yala Rajabhat University, Mindanao State University dan Iligan Institute of Technology, Curtin University, Thai Nguyen University of Education, dan MIPAnet. Tujuan utama dari konferensi ini adalah untuk membawa para peneliti, pendidik, mahasiswa, profesional, dan kelompok masyarakat yang tertarik dengan pendidikan STEM untuk mempresentasikan karya mereka. Konferensi ini memberikan kesempatan bagi akademisi dan profesional dari berbagai bidang pendidikan STEM untuk berbagi pengetahuan teoretis, temuan penelitian, dan praktik pendidikan dengan kolega dan komunitas akademik.
Pembicara kunci dalam 5th I AM STEM adalah: Prof. Ingo Eilks FRSC dari University of Bremen, Jerman; Prof. Chun-Yen Chang dari National Taiwan Normal University, Taiwan; Prof. Gillian Roehrig dari the University of Minnesota, Amerika; Prof. Lucy Avraamidou & Nathália Helena Azevedo, Ph.D, dari University of Groningen, Belanda; Prof. Sheryl Lyn Carreon Monterola dari Filipina, dan Prof. Hadi Suwono dari Universitas Negeri Malang, Indonesia.
Dekan FMIPA UM dalam sambutannya menyampaikan bahwa tema konferensi ini adalah STEM Literacy for Sustainable Development. Tema ini sangat sesuai dengan upaya dunia pendidikan untuk berkontribusi dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang dicanangkan oleh PBB maupun oleh Pemerintah Indonesia [Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017]. Strand atau subtema dalam konferensi ini meliputi: Perspectives on STEM in education, Research-based practices for engaging students in STEM learning, STEM Teacher Education and Professional Learning, Policy and leadership for improving STEM, Transdisciplinary learning in STEM, Digital technologies/learning spaces facilitating STEM learning, Integrated pedagogical approaches to STEM, STEM as critical literacy, STEM and environmental sustainability. Subtema ini sangat sesuai dengan tujuan SDGs nomor 3, 4, dan 5 serta berkontribusi terhadap banyak tujuan SDGs lainnya.
Konferensi yang diselenggarakan secara hybrid (daring dan luring) menampilkan 89 presentasi oral, 34 poster, dan 11 exhibition. Peserta berasal dari berbagai negara, antara lain berasal dari Thailand, Indonesia, Vietnam, Taiwan, Malaysia, dan Filipina.

Pelatihan Pembuatan Sabun Membangun Ekonomi Santri Ma’had Quran, Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah, Kabupaten Situbondo

Pelatihan Pembuatan Sabun Membangun Ekonomi Santri Ma’had Quran, Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah, Kabupaten Situbondo

Penggunaan peralatan mandi seperti sabun adalah signifikan bagi para santri, tak terkecuali di Pondok Pesantren Salafiyah Safi’iyah Sukorejo yang berlokasi di desa Sukorejo Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Pondok pesantren ini didirikan pada tahun 1914 oleh KHR. Syamsul Arifin, dan saat ini tercatat 17.000 santri yang sedang belajar. Kemandirian dalam pengadaan maupun produksi sabun akan sangat membantu memenuhi kebutuhan santri terhadap sabun yang selalu digunakan setiap hari. Selain itu, keterampilan membuat sabun juga dapat ditindaklanjuti untuk mengembangkan ekonomi dan kewirausahaan santri.

Pada Jumat, 5 Agustus 2022, tim pengabdian mayarakat dari Departemen Kimia UM melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Madrasatul Quran, Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah, Kabutapten Situbondo. Kegiatan ini mengusung tema pelatihan pembuatan sabun dengan peserta pelatihan adalah santri di lingkungan pesantren. Diikuti sejumlah 60 santri tahfidz non tahfidz, kegiatan ini disambut dengan baik oleh santri maupun pengurus pesantren yang hadir.
Dalam kegiatannya, tim pengabdian yang terdiri dari 7 dosen dan 2 mahasiswa departemen Kimia UM mengawali kegiatan dengan pengenalan UM dan Departemen Kimia UM. Kemudian, dilanjutkan dengan pemaparan materi tentang kimia di sekitar kita dan komponen penyusun sabun. Peserta tampak bertambah antusias ketika masuk dalam penjelasan tentang perhitungan harga pokok produksi (HPP) pembuatan sabun mandi cair dan sabun cuci piring. Terlebih, pada saat praktik pembuatan sabun, para peserta menjadi lebih bersemangat bekerja dalam kelompok. Produk sabun yang dihasilkan dalam kegiatan tersebut langsung digunakan oleh santri.

Tim pengabdian masyarakat berharap bahwa adanya pelatihan ini tidak hanya memberikan wawasan yang lebih luas tentang kimia kepada santri, namun diharapkan juga dapat meningkatkan kemampuan santri dalam produksi sabun dan juga membuka peluang wirausaha, mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, tenaga kerja penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak bagi semua. Selain itu, Ust. Suandi Soleh selaku pengurus pesantren yang hadir pada kegiatan tersebut juga berharap agar ada kegiatan serupa yang dampaknya dapat lebih luas, baik bagi Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah dan juga bagi UM.

Tim Pengabdian Masyarakat
Dr. rer. nat. Ubed SF Arrozi
I Wayan Dasna, Ph.D
Dr. Sutrisno, M.Si
Husni W Wijaya, Ph.D
Nani Farida, Ph.D
Danar, M.Si
Meyga Evi, M.Si


Kurikulum Pendidikan Sarjana di FMIPA UM Dikembangkan Untuk Memperkuat Tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Kurikulum Pendidikan Sarjana di FMIPA UM Dikembangkan Untuk Memperkuat Tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) telah menjadi agenda internasional. SDGs merupakan kelanjutan dari Millennium Development Goals (MDGs) atau Tujuan Pembangunan Milenium. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ini disusun oleh negara-negara anggota PBB. Agenda ini dibuat untuk menjawab tuntutan dunia dalam mengatasi kesenjangan sosial dan kemiskinan serta perubahan iklim yang terjadi di dunia. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs telah ditetapkan sejak 25 September 2015 dan terdiri dari 17 tujuan yang mencakup lingkungan global. 17 tujuan ini memiliki 169 target yang akan dijadikan tuntunan kebijakan dan pendanaan hingga 15 tahun ke depan dan diharapkan akan selesai pada tahun 2030.
Pembangunan Berkelanjutan merupakan pembangunan yang menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, pembangunan yang menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, pembangunan yang menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas hidup dari satu generasi ke generasi berikutnya. TPB/SDGs merupakan komitmen global dan nasional dalam upaya untuk menyejahterakan masyarakat mencakup 17 tujuan yaitu (1) Tanpa Kemiskinan; (2) Tanpa Kelaparan; (3) Kehidupan Sehat dan Sejahtera; (4) Pendidikan Berkualitas; (5) Kesetaraan Gender; (6) Air Bersih dan Sanitasi Layak; (7) Energi Bersih dan Terjangkau; (8) Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi; (9) Industri, Inovasi dan Infrastruktur; (10) Berkurangnya Kesenjangan; (11) Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan; (12) Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab; (13) Penanganan Perubahan Iklim; (14) Ekosistem Lautan; (15) Ekosistem Daratan; (16) Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh; (17) Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Upaya pencapaian target TPB/SDGs telah menjadi prioritas pembangunan nasional sejak dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor 59/2017. Untuk mencapai TBP/SDGs, perlu adanya sinergi kebijakan perencanaan dan pelaksanaanya di tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten/kota serta diberbagai institusi, termasuk perguruan tinggi. Perguruan tinggi melalui tridarmanya, pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat dapat berkontribusi langsung terhadap upaya pencapaian TPB/SDGs.
Dalam rangka membangun pendidikan yang kuat dan memenuhi tuntutan untuk mencapai TPB/SDGs, FMIPA UM menyelenggarakan workshop /lokakarya pengembangan kurikulum program studi sarjana yang bermuatan TPB/SDGs. Workshop yang diselenggarakan di Aula FMIPA UM, dibuka pada hari Senin 25 Juli 2022 oleh Dekan FMIPA UM, Prof. Dr. Hadi Suwono, M.Si. Dalam sambutannya, dekan FMIPA UM menyampaikan bahwa, “FMIPA UM merupakan fakultas yang leading dalam pendidikan, penelitian, inovasi, dan pengabdian masyarakat dalam bidang MIPA dan Pembelajarannya. Pendidikan di FMIPA UM sangat berperan dalam mengarusutamakan pencapaian TPB/SDGs. Oleh sebab itu diperlukan penyesuaian kurikulum program sarjana dengan 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.” Workshop ini menandai dimulainya penyesuaian dokumen kurikulum yang bermuatan TPB/SDGs sehingga perkuliahan di Semester Gasal 2022/2023 diharapkan telah mulai berkontribusi terhadap capaian TPB/SDGs.
Penyesuaian kurikulum ini dilakukan dengan cara, 1) memilih dan menentukan mata kuliah yang berpotensi bermuatan TPB/SDGs, 2) menginfusi TPB/SDGs ke dalam rumusan capaian mata kuliah terpilih, 3) memasukkan konten TPB/SDGs ke dalam mata kuliah terpilih, 4) mengembangkan RPS mata kuliah dengan muatan TPB/SDGs, 5) mengembangkan pembelajaran terkait TPB/SDGs melalui case methods dan team-based project, dan 6) mengembangkan asesmen terhadap capaian pembelajaran bermuatan TPB/SDGs.

Chat