PENGARUH TAHU BERFORMALIN TERHADAP BERAT BADAN DAN DIAMETER
TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT JANTAN
GALUR BALB/C
Abdul Gofur1), Egi Qory Imamah2)
1)Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang
2)Program Pascasarjana, Jurusan Pendidikan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang
abdul.gofur.fmipa@um.ac.id


ABSTRAK
Formalin merupakan zat yang dilarang digunakan sebagai bahan pengawet makanan karena sangat berbahaya bagi tubuh. Formalin merupakan senyawa toksik yang bersifat sebagai karsinogen. Tahu merupakan bahan pangan yang banyak dikonsumsi masyarakat baik sebagai camilan maupun lauk dalam keseharian. Tahu banyak diminati masyarakat dari semua kalangan dan dipilih sebagai bahan pangan karena harganya murah, diperjualbelikan baik mentah maupun yang telah diolah, dan mengandung protein tinggi. Tahu seringkali ditambahkan formalin agar dapat disimpan lebih lama dan tidak mudah hancur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek formalin terhadap berat badan dan diameter tubulus seminiferus mencit jantan. Mencit yang digunakan adalah mencit jantan galur Balb/C umur 4 minggu dengan berat 20-22 gram. Sari tahu berformalin diberikan secara oral per hari dengan konsentrasi 0%, 0,1%, 1,68%, 3,35%, 5,1%, dan 6,7% secara berurutan selama 12 minggu. Berat badan mencit ditimbang setiap seminggu sekali. Pada akhir minggu ke-12 mencit dibedah, testis diambil dan dibuat preparat irisan melintang dengan pewarnaan Hematoxylin-Eosin (HE). Hasil penelitian menunjukkan paparan formalin secara oral tidak memiliki perbedaan signifikan terhadap berat testis, indeks testis, dan diameter tubulus seminiferus, namun berbeda nyata terhadap berat badan mencit jantan galur Balb/C. Perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut mengenai efek paparan formalin pada sistem reproduksi jantan seperti uji fertilitas, kadar hormon testosteron, dan pengamatan konsentrasi, viabilitas, motilitas, dan abnormalitas spermatozoa.
Kata kunci: tahu, formalin, berat badan, diameter tubulus seminiferus


Chat