Forensic team earns several

Forensic team earns several

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry’s standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it to make a type specimen book.

It has survived not only five centuries, but also the leap into electronic typesetting, remaining essentially unchanged. It was popularised in the 1960s with the release of Letraset sheets containing Lorem Ipsum passages, and more recently with desktop publishing software like Aldus PageMaker including versions of Lorem Ipsum.

It is a long established fact that a reader will be distracted by the readable content of a page when looking at its layout. The point of using Lorem Ipsum is that it has a more-or-less normal distribution of letters, as opposed to using ‘Content here, content here’, making it look like readable English.

Many desktop publishing packages and web page editors now use Lorem Ipsum as their default model text, and a search for ‘lorem ipsum’ will uncover many web sites still in their infancy. Various versions have evolved over the years, sometimes by accident, sometimes on purpose (injected humour and the like).

There are many variations of passages of Lorem Ipsum available, but the majority have suffered alteration in some form, by injected humour, or randomised words which don’t look even slightly believable.

If you are going to use a passage of Lorem Ipsum, you need to be sure there isn’t anything embarrassing hidden in the middle of text. All the Lorem Ipsum generators on the Internet tend to repeat predefined chunks as necessary, making this the first true generator on the Internet.

It uses a dictionary of over 200 Latin words, combined with a handful of model sentence structures, to generate Lorem Ipsum which looks reasonable. The generated Lorem Ipsum is therefore always free from repetition, injected humour, or non-characteristic words etc.

The standard chunk of Lorem Ipsum used since the 1500s is reproduced below for those interested. Sections 1.10.32 and 1.10.33 from “de Finibus Bonorum et Malorum” by Cicero are also reproduced in their exact original form, accompanied by English versions from the 1914 translation by H. Rackham.

Becoming a better designer

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry’s standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it to make a type specimen book.

It has survived not only five centuries, but also the leap into electronic typesetting, remaining essentially unchanged. It was popularised in the 1960s with the release of Letraset sheets containing Lorem Ipsum passages, and more recently with desktop publishing software like Aldus PageMaker including versions of Lorem Ipsum.

It is a long established fact that a reader will be distracted by the readable content of a page when looking at its layout. The point of using Lorem Ipsum is that it has a more-or-less normal distribution of letters, as opposed to using ‘Content here, content here’, making it look like readable English.

Many desktop publishing packages and web page editors now use Lorem Ipsum as their default model text, and a search for ‘lorem ipsum’ will uncover many web sites still in their infancy. Various versions have evolved over the years, sometimes by accident, sometimes on purpose (injected humour and the like).

There are many variations of passages of Lorem Ipsum available, but the majority have suffered alteration in some form, by injected humour, or randomised words which don’t look even slightly believable.

If you are going to use a passage of Lorem Ipsum, you need to be sure there isn’t anything embarrassing hidden in the middle of text. All the Lorem Ipsum generators on the Internet tend to repeat predefined chunks as necessary, making this the first true generator on the Internet.

It uses a dictionary of over 200 Latin words, combined with a handful of model sentence structures, to generate Lorem Ipsum which looks reasonable. The generated Lorem Ipsum is therefore always free from repetition, injected humour, or non-characteristic words etc.

The standard chunk of Lorem Ipsum used since the 1500s is reproduced below for those interested. Sections 1.10.32 and 1.10.33 from “de Finibus Bonorum et Malorum” by Cicero are also reproduced in their exact original form, accompanied by English versions from the 1914 translation by H. Rackham.

PERTEMUAN FORUM MIPA LPTK DAN SERAH TERIMA JABATAN KETUA FORUM

Pada Tanggal 4 September 2015, dilaksanakan pertemuan Anggota Forum MIPA LPTKI yang terdiri dari 12 Anggota FMIPA/FPMIPA di Lembaga Pendidikan Tinggi Kependidikan Negeri eks IKIP (UPI, UNNES, UNJ, UNM, UNESA, UM, UNDIKSHA,UNP, UNIMED,UNIMA, UNY, dan UNG). Pertemuan Ini dihadiri oleh 12 Anggota Forum MIPA LPTKI yaitu Dekan dan Wakil Dekan, di buka Oleh Rektor UM dan rapat dimpimpin Oleh Prof. Dr. Hamzah Upu, M.Ed dari UNM sebagai ketua Forum MIPA LPTKI. Kegiatan ini dilaksanakn dengan beberapa serangkaian acara yaitu serah terima jabatan Ketua Forum MIPA LPTKI, Rapat Penyusunan AD ART Asosiasi Forum MIPA LPTKI, dan Pembentukkan Satgas di Anggota Forum.

DSC 0057

Pada Tahun 2015-2019 FMIPA Universitas Negeri Malang dipercaya sebagai Ketua Anggota Forum MIPA LPTKI yang dijabat Oleh Dekan FMIPA UM (Dr. Markus Diantoro, M.Si) dan Sekretaris Forum MIPA LPTKI yang Dijabat Oleh Wakil Dekan I FMIPA UM (Dr. Ibrohim, M.Si). Serah Terima Dilaksanakan Oleh Dekan FMIPA UM dengan Prof. Dr. Hamzah Upu, M.Ed dari UNM. Kedepannya FMIPA UM diberi Tanggung Jawab untuk mengembangkan Asosiasi Forum MIPA LPTKI. Dalam pengembengan tersebut maka dilaksanakan serangkaian kegiatan yaitu yang pertama penyusunan AD ART Forum MIPA LPTKI untuk memperkuat payung hukum kegiatan ini.
 Kedua dalam mengembangkan kemajuan Pendidikan dan Pengajaran, Publikasi Ilmiah, penelitian, pengabdian masyarakat, kerjasama, maka dilaksanakan penyusunan satgas untuk kegiatan tersebut. Setiap satgas dikoordinir oleh satu atau dua anggota Forum MIPA LPTKI.
 Untuk Mencapai pengembangan kegiatan tersebut diantara anggota Forum MIPA LPTKI, maka hal pertama yang akan dilaksanakan adalah pelaksanaan pertemuan kaprodi pendidikan S1 dalam membahas capaian pembelajaran, yang selanjutnya akan dibahas pada saat pertemuan anggota forum MIPA LPTKI Selanjutnya.

DSC 0046

PENGABDIAN MASYARAKAT PRODI PENDIDIKAN IPA DI PAMEKASAN

Kegiatan pengabdian masyarakat yang diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan IPA bertempat di SMPN 2 Pamekasan. Kegiatan yang dilaksanakan pada Sabtu, 29 Agustus 2015 ini dihadiri oleh 42 orang guru IPA se-Pamekasan dan diikuti 5 orang dosen Pendidikan IPA Universitas Negeri Malang.

received 1040280569317101

Acara pembukaan diawali oleh ketua MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) SMP Pamekasan dilanjutkan oleh Koorprodi Pendidikan IPA, Dr. Munzil, S.Pd, M.Si. Beliau menyampaikan bahwa agenda utama pada kegiatan pengabdian masyarakat kali ini ada dua yaitu pertama sharing permasalahan pembelajaran yang dihadapi oleh guru-guru di sekolah, terutama berkaitan dengan pelaksanaan Kurikulum 2013 (K13) dan yang kedua adalah inti kegiatan berupa workshop desain pembelajaran IPA Terpadu serta media pembelajarannya sebagai implikasi penerapan K13.

received 1040280969317061

“Seperti yang telah diketahui bahwa implementasi K13 mengalami banyak kendala di lapangan, masih banyak guru yang merasa kesulitan menerapkan pembelajaran IPA Terpadu dalam mengajar,” pendapat tersebut dikemukakan oleh Riza, S.Pd, salah seorang guru IPA di SMP Pasean. Sejak Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) diperkenalkan oleh Pusat Kurikulum kepada sekolah pada sekitar tahun 2004, sampai kurikulum 2013 saat ini, salah satu inovasi yang disertakan di dalam KBK tersebut adalah model pembelajaran IPA Terpadu. Model pembelajaran terpadu ini antara lain mensyaratkan bahwa pelajaran IPA yang terdiri dari bidang fisika, biologi, dan kimia diajarkan oleh 1 orang guru. Dalam perkembangannya, model pembelajaran terpadu tersebut menimbulkan pro-kontra di berbagai kalangan, terutama di kalangan para guru yang selama ini terbiasa mengajar hanya 1 bidang saja. Guru fisika misalnya, mereka menyatakan akan menemui kesulitan untuk mengajarkan biologi; begitu pula sebaliknya. Namun demikian, Dr. Munzil menyampaikan bahwa guru fisika atau biologi hendaknya menganggap model pembelajaran terpadu tersebut merupakan tantangan dan harus dijawab dengan cara meningkatkan pengetahuan para guru, baik melalui pendidikan formal maupun melalui belajar mandiri.

Kendala pembelajaran IPA selanjutnya adalah membuat siswa aktif. Sebab, dalam kurikulum 2013, guru harus pintar menjadi fasilitator agar siswa bertanya. Sayang, belum semua guru mampu melaksanakannya. “Persoalan lainnya ialah materinya sangat luas dan dalam, Kami sangat kesulitan untuk dapat menguasainya,” kata Suhaya S.Pd, salah satu peserta guru dari SMP Pademawu Malangan. Solusi yang ditawarkan adalah berikan materi yang dipahami oleh siswa, kenalkan konsepnya dulu dengan menggunakan pendekatan scientific dan kontekstual. Alternatif lainnya ialah menjelaskan dengan mengkaitkan materi dengan kearifan lokal. Kunci utama adalah guru harus matang materi.

Pada pemaparan materi kedua mengenai pembelajaran IPA Terpadu disampaikan oleh Erni Yulianti, S.Pd, M.Pd. Beliau memberikan ulasan mengenai perkembangan kurikulum hingga pada akhirnya bermuara pada rasionalitas implementasi K13. Dilanjutkan dengan demo pembuatan mind map berdasarkan hasil analsis KI/KD oleh Safwatun Nida, S.Si, M.Pd. Pada awalnya guru tampak kesulitan menemukan tema besar untuk dapat mengkaitkan konsep-konsep yang telah digali sebelumnya, namun akhirnya melalui kegiatan workshop secara berkelompok dapat dibuat desain mind map sesuai hasil analsis KI/KD yang telah disepakati bersama. Materi terakhir adalah pemamparan media pembelajaran IPA oleh Dr. Munzil, S.Pd, M.Si. Fungsi media pembelajaran diantaranya: memperjelas dan memperkaya informasi yang diberikan secara verbal; meningkatkan motivasi dan perhatian siswa untuk belajar; meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyampaian informasi; serta menambah variasi penyajian materi. Pemilihan media yang tepat akan menimbulkan semangat siswa untuk belajar dan memberikan pengalaman yang lebih konkrit bagi hal yang mungkin abstrak sehingga memberikan stimulus dan mendorong respon siswa. Acara kegiatan pengabdian pun akhirnya berakhir pada pukul 16.00 WIB. Para peserta workshop terlihat lega dan puas setelah melalui kegiatan ini dan berharap ada tindak lanjut kegiatan pengabdian selanjutnya di Pamekasan.

Chat