Pemanfaatan Biofertilizer Kelor untuk Efektivitas Smart Farming berbasis Green House
- Posted by Admin02
- Categories Berita Fakultas, Berita Fakultas, Pengabdian Kepada Masyarakat, SDGs Ekosistem Daratan
- Date August 10, 2022
Pengelolaan lingkungan pertanian yang bertumpu pada insektisida dan pupuk buatan terbukti merusak lingkungan lahan pertanian. FMIPA UM sangat peduli pada pengelolaan lingungan pertanian secara berkelanjutan dan menghentikan kepunahan keanekaragaman hayati. Salah satu programnya adalah pengabdian kepada masyarakat yang mengajak masyarakat untuk mengelola pertanian secara berkelanjutan (sustainable farming).
Tim Pengabdian Masyarakat dari FMIPA Universitas Negeri Malang melakukan upaya untuk membantu masyarakat mitra Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Berlian Nusantara Farm yang berada di Kabupaten Madiun dalam pemanfaatan biofertilizer. Target yang diharapkan dari kegiatan ini adalah meningkatkan minat masyarakat terhadap penggunaan pupuk organik yang ramah lingkungan. Kegiatan pengabdian ini merupakan salah satu program pengabdian untuk mendukung tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ke 15: Mengelola lingkungan daratan secara berkelanjutan, menghentikan dan merehabilitasi kerusakan lahan, menghentikan kepunahan keanekaragaman hayati. Disisi lain, target kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu untuk meningkatkan potensi komoditi mitra produsen bahan kelor di Kabupaten Sumenep dengan mendorong peluang perluasan pasar produk MOLP (Moringa oleifera Leaf Powder).
Kegiatan pengabdian yang dilaksanakan pada bulan Agustus 2022 dan berhasil berkolaborasi dengan Gapoktan khususnya di Desa Kare, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun untuk turut serta mensukseskan kegiatan ini. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan mampu, 1) penggunaan biofertilizer dapat membantu restorasi lahan pertanian, 2) penerapan biofertilizer mengembalikan keanekaragaman hayati tanah, 3) pembuatan biofertilizer dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat baik mitra petani maupun mitra produsen MOLP.
Kondisi riil di petani Mitra (tempat sosialisasi) menunjukkan bahwa sampai saat ini masih belum ada petani organik terutama yang menggunakan dari produk dari kelor sebagai mix biofertilizer pada tanaman produksi di area mitra khususnya sayuran dan buah-buahan. Oleh karena itu, penting sekali dilakukan sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan khasiat dari kelor yang selama ini hanya digunakan sebagai olahan sayur saja. Patut menjadi pertimbangan bahwa pemupukan merupakan salah satu faktor utama dalam produksi pertanian yang dapat meningkatkan hasil produksi. “Pemakaian pupuk kimia atau anorganik secara intensif tanpa penggunaan bahan organik diketahui dapat menurunkan kandungan bahan organik pada tanah yang berakibat pada penurunan produktivitas lahan” ujar Bapak Hendra Susanto, PhD sebagai ketua pelaksana kegiatan ini. Selain itu, menurut beberapa informasi dari publikasi artikel jurnal di bidang pertanian juga menyatakan bahwa penggunaan pupuk kimia menyebabkan berbagai masalah lingkungan seperti kontaminasi air tanah, erosi tanah, masalah degradasi, dan keberadaan sisa bahan kimia pada makanan. “Penggunaan pupuk organik dapat menjadi solusi dari permasalahan yang diakibatkan oleh pupuk kimia tersebut dan penggunaanya memiliki berbagai keuntungan seperti ramah lingkungan, menghasilkan produk pertanian dengan kadar nutrisi terbaik dan bebas dari sisa pestisida” sambut Bapak Endrianto, selaku ketua Gapoktan.
Hasil penelitian tim Bapak Hendra Susanto juga menunjukkan bahwa penggunaan bahan organik sebagai pupuk, seperti kelor, kompos, sisa tanaman yang melapuk, dan pupuk kandang dapat meningkatkan produktivitas tanah dan efisiensi pemupukan serta mengurangi kebutuhan pupuk kimia terutama pupuk K. Mengingat bahwa kandungan unsur makro dan mikronutrien dari kelor sendiri memang tinggi seperti nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), sulfur atau belerang (S), besi (Fe), mangan (Mn), kuprum atau pembaga (Cu), zink atau seng (Zn), dan molibdenum (Mo)., dimana unsur tersebut memang dibutuhkan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.


Previous post
The 6thInternational Conference on Mathematics and Science Education (ICoMSE) 2022
You may also like

Ucapan Selamat dari UTM Malaysia

Kunjungan SMA Negeri 31 Kabupaten Tangerang
