Refleksi – Pelajaran Berharga Dari Pengalaman Pelaksanaan Lesson Study di MGMP Biologi SMA Kota Pasuruan

Drs. Agung Arditigo
SMAN 2 Kota Pasuruan
ABSTRAK

Inti dari Lesson study adalah open lesson ( buka kelas). Dalam open lesson ada salah satu kegiatan yang sangat penting yaitu observasi dan diskusi refleksi. Ada 4 pedoman observasi dalam open lesson, yakni: 1) Apakah siswa belajar dan bagaimana prosesnya? 2)Adakah siswa yang tidak belajar dan mengapa dia tidak belajar? dan 3) Bagaimana upaya guru mengatasi siswa yang tidak belajar? Pengalaman berharga apa yang dapat dipetik dari observasi tersebut? Mengapa observasi ini penting? Karena ketajaman observer dalam observasi sangat menentukan kualitas diskusi saat refleksi. Kedalaman observer dalam mendiskusikan hasil observasi saat refleksi inilah yang akan menjadi pelajaran berharga bagi semua guru yang terlibat dalam open lesson dalam upaya meningkatkan profesionalitasnya sebagai tenaga pendidik, khususnya saat melaksanakan pembelajaran di kelasnya.

Makalah ini akan memaparkan pengalaman berharga yang dapat dipetik dari pelaksanaan kegiatan lesson study di MGMP Biologi SMA wilayah Kota Pasuruan. Data dan informasi tentang pengalaman berharga ini diperoleh melalui catatan atau notulen diskusi refleksi pada setiap pelaksanaan lesson study di MGMP Biologi selama tahun pertama implementasi Program Pengembangan Profesionalitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan kerjasama dengan SFTI (Sampoerna Foundation Teacher Institute).

Dari kegiatan lesson study di MGMP Biologi dapat dikemukakan beberapa pengalaman dan pemahaman antara lain sebagai berikut. Keberhasilan lesson study bukan hanya terletak pada baik tidaknya pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru model (karena tidak ada proses pembelajaran yang sempurna) tetapi justru pada pelajaran berharga yang didapatkan dari open lesson dengan observasinya dan bagaimana tindak lanjutnya. Pelajaran berharga apa yang kita dapatkan dari refleksi? Refleksi memberikan kita pelajaran bagaimana menemukan teknik-teknik yang pas dalam mengajar, sehingga pembelajaran berikutnya menjadi lebih baik.

Dalam pembelajaran yang baik guru harus menghormati hak belajar setiap siswa, sehingga dalam pembelajaran setiap siswa harus dapat belajar sesuai dengan kemampuannya. Target belajar setiap siswa adalah siswa dapat berpikir. Oleh karena itu guru harus mengkondisikan setiap siswa untuk berpikir. Bagaimana caranya agar siswa mau berpikir? Agar siswa mau berpikir maka ciptakan kesulitan, karena kesulitan akan membuat siswa tidak hanya berpikir tetapi juga muncul kreativitas dari siswa serta interaksi dengan siswa yang lain. Akhirnya dari refleksi open lesson ini kita bisa belajar dari orang lain untuk perbaikan pembelajaran masing-masing guru,

Kata kunci: refleksi, pengalaman berharga lesson study

Pengembangan Rubrik Aktivitas Belajar Siswa Sebagai Assesmen Kinerja Dalam Pembelajaran Sains di SMA

Afni Susanti
Dr. Hj. Sri Endah Indriwati, M.Pd
Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang
ABSTRAK

Penilaian terhadap berbagai kemampuan yang dapat digolongkan pada kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik dapat dilakukan dengan bermacam-macam teknik asesmen. Untuk menilai aktivitas belajar siswa diperlukan suatu asesmen autentik di luar asesmen ”paper and pencil test” yaitu asesmen kinerja. Dalam menerapkan asesmen kinerja diperlukan rubrik sebagai pendamping asesmen kinerja. Rubrik asesmen kinerja tersebut dapat dibuat dalam bentuk lembar observasi aktivitas belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Pola PBMP (Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan) dalam metode TSTS (Two Stay Two Stray) untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa. Dalam penelitian ini digunakan rubrik aktivitas belajar siswa sebagai asesmen kinerja untuk menilai aspek aktivitas belajar yang muncul selama proses pembelajaran berlangsung. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dalam 2 siklus tindakan. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu siswa kelas X-2 semester genap tahun ajaran 2008-2009 SMA Negeri 3 Malang yang berjumlah 32 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Pola PBMP (Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan) dalam Metode TSTS (Two Stay Two Stray) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II baik ditinjau dari peningkatan setiap kelompok maupun secara klasikal.


Kata kunci: rubrik aktivitas belajar, assesmen kinerja

Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Melalui Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) di Kelas VIII SMP Negeri Purwosari 2 Pasuruan

Khoiro Luaelik
Siti Mukaromah
Sri Endah Indriwati
SMPN 2 Purwosari
SMP PGRI Purwosari
Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang
ABSTRAK

Amanah Permendiknas RI No. 41 tahun 2007 tentang standar proses menyatakan bahwa pembelajaran seyo­gya­nya di­lakukan secara interaktif, inspiratif, menyenang­kan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Hal ini berbeda dengan kenyataan yang peneliti temu­kan, bahwa berdasar pengamatan diperoleh informasi bahwa motivasi dan hasil belajar sebagian besar siswa SMP Negeri 2 Purwosari masih rendah, proses pembelajaran Biologi belum terpusat pada siswa (Student centered). Hal itu karena kelas masih menggunakan metode ceramah (Teacher centered), atau membahas Lembar Kerja Siswa (LKS) sehingga siswa tidak terlalu aktif dalam pembelajaran dan kurang menimbulkan motivasi dalam diri siswa untuk belajar Biologi. Hal tersebut berdampak pada hasil belajar siswa yang menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa baik secara individu maupun klasikal rendah.

Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan strategi pembelajar­an yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Strategi pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif model Think Pair Share (TPS). Pembelajaran ini memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit, memberikan siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu sama lain. Saat pertanyaan diajukan ke seluruh siswa, setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan sebelum dilaporkan kepada kelompoknya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi dan hasil belajar Biologi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Purwosari melalui penerapan pembelajaran kooperatif model TPS. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari tiga siklus. Penelitian dilakukan di SMPN 2 Purwosari pada bulan Januari sampai Maret 2009. Data penelitian berupa motivasi belajar siswa diperoleh melalui observasi pada setiap siklus, sedangkan data hasil belajar siswa diperoleh melalui tes pada setiap akhir siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa mengalami peningkatan, dan hasil belajar siswa juga menunjukkan peningkatan.

Kata kunci: Kooperatif TPS, motivasi, hasil belajar

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika

Khoirul Faizin
SMPN 2 Winongan Kab. Pasuruan
ABSTRACT

The purposes of this research are to test: (1) whether the students who were taught by using jigsaw type got better achievement in mathematics than those who were taught using conventional model, (2) whether the students who had high learning motivation got better achievement than the students who had average learning motivation, and whether the students who had average learning motivation got better achievement than the students who had low learning motivation, (3) the significance of interaction effect between learning model and learning motivation toward the achievement in mathematics.The research method applied is eksperimental method with factorial design 2×3. This research subject is the student of class VIII of SMPN 2 Winongan and SMPN 1 Lumbang Pasuruan Regency. In the process of the experiment, the experimental group was given mathematics lesson using jigsaw cooperative learning model while the control group was using conventional model. Both groups were given a learning motivation enquette and a pretest previously. After the experiment was conducted, both groups were given achievement test of mathematics. Then, the data was analyzed using two ways Anava then continued with Tukey test. The result of data analysis showed that: (1) the students who were taught by using jigsaw type got better achievement in mathematics than those who were taught using conventional model, (2) the students who had high learning motivation got better achievement than the students who had average learning motivation, and the students who had average learning motivation got better achievement than the students who had low learning motivation, (3) there is interaction effect between learning model and learning motivation toward the achievement in mathematics. As the conclusion, teachers, especially mathematics teachers can apply this jigsaw cooperative learning model as one alternative to increase student’s achievement. Moreover, teachers are expected to increase their student’s learning motivation.

Keywords : jigsaw cooperative learning model, learning motivation, mathematics achievement

Pengembangan Kompetensi Guru Ipamelalui Lesson Study: Studi Kasus

Lia Yuliati
Jurusan Fisika FMIPA UM; Email: liayuliati_um@yahoo.com
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kompetensi guru IPA SMP melaksanakan pembelajaran IPA di sekolah. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan menggunakan metode deskriptif. Penelitian dilaksanakan pada 8 guru IPA yang meliputi 6 guru peserta program sertifikasi jalur pendidikan IPA yang sedang mengikuti kegiatan Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM) di Universitas Negeri Malang dan 2 guru dari sekolah mitra UM. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket, prosedur wawancara, dan lembar observasi Lesson Study. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi guru IPA mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut terjadi pada kemampuan guru merencanakan pembelajaran 76%, kemampuan melaksanakan pembelajaran 68%, dan kemampuan mengevaluasi pembelajaran 60%. Guru mengalami kemajuan yang cukup baik dalam pemahamannya terhadap model-model pembelajaran, baik secara teori maupun implementasinya.

Kata kunci: kompetensi guru IPA, lesson study

Chat